Kami, rakyat negeritanpabendera, tidak punya kuasa juga tidak punya alat senjata dan media politik juga media informasi yang bisa membuat kami bisa mengubah keadaan agar lebih baik karena mereka yang memiliki kuasa juga sudah tidak bisa mengubah keadaan
Kami, rakyat negeritanpabendera, tidak punya kata-kata yang bisa menyeru kebajikan apalagi meruntuhkan kemungkaran karena mereka yang pintar bicara dan menulis juga tidak mampu mengubah keadaan
Kami, rakyat negeritanpabendera, tidak punya bendera sebagai panji pengumpul suara guna menjadi penguasa berikutnya karena mereka yang memiliki panji-panji kebesaranpun tidak sedang mengubah keadaan
Kami, rakyat negeritanpabendera, dengan ini memilih diam sebagai senjata, kata, media, juga bendera untuk meruntuhkan legalitas, kebesaran, dan kemasyuran semua penguasa sampai mereka mengubah dirinya sendiri agar kami juga ikut bersama mereka mengubah diri untuk mengubah dunia, maka:
1. Jika kami tidak membayar pajak,
2. Jika kami melanggar rambu lalu lintas,
3. Jika kami tidak ikut pemilu,
4. Jika kami tidak ikut upacara,
5. Jika kami tidak ikut menyumbang pendapat dalam perumusan kebijakan,
Itulah kuasa, kata-kata, serta panji perlawanan kami sampai kami dipaksa patuh baru kami akan patuh karena kami ingin melanjutkan diam dalam hidup dan bukan diam dalam kematian.
Proklamasi ini berlaku sampai keadaan negeri berubah dan memihak rakyat dalam keadilan, kesejahteraan, dan kasih sayang.
Di luar tapal batas semua negeri
10 Oktober 2010
Proklamator Negeritanpabendera
Review Pintu, Aplikasi Trading Crypto dan Investasi Aset Digital
2 tahun yang lalu
4 komentar:
hehehehe...mantap bang. pajan phon tapeujak? pajak hana lon bayue, sering hana pake helm, baro sigo ikot pemilu, awai na ikot upacara, hantom pernah dilakee pendapat dalam perumusan kebijakan, berarti lon ka termasuk dalam sumpah nyan...
kami masyarakat tanpa negara?
asiiiik :D
masyarakat tanpa identitas... hehehe
kami.. komen nggak pake bendera :D
Posting Komentar